Sign up for PayPal and start accepting credit card payments instantly.


Selasa, 21 Juli 2009

MANFAAT FINGERPRINT TEST DMI PRIMAGAMA

TUJUAN KEGIATAN
Mengetahui bakat alami seseorang untuk segala tingkatan usia dengan Tes Deteksi Bakat berbasis teknologi terkini.

A.MANFAAT UMUM
1. Mengetahui tingkat kecerdasan majemuk (multi intelligence): kecerdasan
bahasa,logic-matematika,intrapersonal,interpersonal,musical,visual ruang,
kinetis jasmani dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.
2. Mengetahui dominasi kerja otak kanan dan otak kiri.
3. Mengetahui gaya manajemen pribadi yang dibawa sejak lahir.
4. Mengetahui metode berpikir.
5. Mengetahui nilai-nilai interinsik yang utama.
6. Mengetahui cara belajar yang tepat dan disukai dari potensi dirinya.
7. Mengetahui distribusi kecerdasan majemuk.
8. Mengetahui kecerdasan yang paling dominan.
9. Mengetahui karakter komunikasi belajar.
10. Mengetahui tingkat kepekaan belajar.
11. Mengetahui ciri-ciri atau karakter sikap bawaan.


B.MANFAAT KHUSUS

1. MANFAAT TES DMI BAGI ANAK
a. Efisien dalam memilihkan bacaan,alat mainan dan kursus yang sesuai dengan
bakatnya.
b. Fokus dan lebih detail terhadap kebutuhan utama anaknya.
c. Yakin dan lebih percaya diri terhadap bakat unggulnya sekaligus tidak minder
tehadap bakat lemahnya.
d. Lebih pasti mencari lingkungan yang sesuai dengan bakat unggulnya.
e. Karir terencana sejak dini.

2. MANFAAT TES DMI BAGI ORANG TUA
a. Semakin yakin terhadap potensi unggulan putra-putrinya.
b. Menjadi lebih fokus dalam menyiapkan prestasi dan karir bagi putra-putrinya.
c. Lebih objektif,positif,dan realistis dalam menyikapi perbedaan potensi antar
putra-putrinya (tidak pilih kasih).
d. Tetap menyayangi dengan sepenuh hati walau menjumpai anaknya punya suatu kelemahan karena yakin ada keunggulan lainnya (tetap bangga apapun potensinya).
e. Dapat membangun komunikasi sehari-hari yang lebih efektif (dekat dan
bersahabat) kepada putra-putrinya.
f. Lebih hemat dalam belanja kebutuhan sarana belajar dan pendidikan bagi putra-
putrinya.
g. Lebih cepat dalam mengantarkan peningkatan prestasi putra-putrinya.
h. Tidak perlu gonta-ganti kursus,bidang pekerjaan, dan jurusan kuliah (tidak
rugi waktu,tenaga,dan biaya).

3. MANFAAT DMI BAGI SEKOLAH
a. Mengelompokkan siswa pada "kelas" berbasis kepekaan belajar (rendah,sedang,
atau tinggi).
b. Mengelompokkan siswa pada "kegiatan belajar" berbasis gaya belajar (praktis/
kinestetik,membaca/visual,diskusi/auditorial).
c. Mengelompokkan siswa pada "kegiatan ekstrakurikuler" berbasis 8 kecerdasan
(linguistik,logic-matematika,intrapersonal,interpersonal,visual ruang,body
kinestetik,musik,naturalis).
d. Melakukan pendekatan kepada siswa berbasis "sifat kepribadian" (afektif,
kognitif,reflektif,kritikal).
e. Menerima dengan baik adanya beda potensi secara proporsional (multiple
intelligence bukan mono intelligence).
f. Lebih fokus dan efektif dalam proses pembelajaran dan komunikasi.
g. Mengimbangi ketidakpastian kurikulum.
h. Mendekatkan proses pembelajaran dalam kehidupan di alam nyata (realistis-
objektif).
i. Berkeadilan dan keberagaman.



BIAYA

Di Jakarta Rp 1.500.000,00/orang
Di luar Jakarta Rp 1.000.000,00/orang

Jumat, 17 Juli 2009

KEUNGGULAN TES DMI PRIMAGAMA



(sumber: www.facebook.com/irwandh)


1. Tidak membutuhkan waktu yang lama saat tes (10-15 menit)
2. Tidak membuat cemas peserta tes,karena tidak mengerjakan soal-soal tes.
3. Tidak ada vonis bahwa yang satu lebih bodoh dari yang lainnya (setiap orang punya kekuatan dan kelemahan sendiri-sendiri).
4. Akurasinya sangat tinggi (efektif).
5. Sekali seumur hidup (efisien).
6. Tidak tergantung situasi psikologi testernya maupun testeenya (tidak mudah
berubah-ubah).
7. Ada konsultasi psikologi seumur hidup (life time) yang dilakukan oleh para
psikolog.
8. Outputnya sudah meliputi:
a. Tes otak kiri-otak kanan.
b. Tes potensi multiple intelligence.
c. Tes gaya belajar yang paling sesuai.
d. Tes kepekaan belajar.
e. Tes kepribadian.
f. Tes penempatan/rekrutmen pegawai.

HASIL FINGERPRINT TEST DMI PRIMAGAMA

Setelah melakukan Fingerprint Test, akan mendapatkan Assessment Report sebanyak 20 halaman yang digunakan untuk konsultasi dengan Tim Psikolog kami seumur hidupnya FREE alias GRATIS..TIS.


Ada 6 Hasil tes yang bisa anda peroleh berdasarkan Fingerprint Test:
1. Peta Otak Kiri - Otak kanan
2. Distribusi Mulrtiple Intelligence (8 Kecerdasan Majemuk)
3. Driven Model (Kemampuan Perencanaan dan Kemampuan Psikologis)
4. Modalitas Belajar/Cara Belajar yang Disukai
5. Kepekaan Belajar
6. Karakter Komunikasi Belajar (Afektif,Kognitif,Kritis,dan Refleksi)

Anda juga akan mendapatkan Kesimpulan dan Saran yang terdapat pada Gaya Manajemen Kerja


CONTOH DOMINASI OTAK KIRI - OTAK KANAN



CONTOH DISTRIBUSI KECERDASAN MAJEMUK (MULTIPLE INTELLIGENCE)



















CONTOH PEMBAGIAN OTAK MANUSIA,CARA BELAJAR YANG DISUKAI, DAN KEPEKAAN BELAJAR




Rabu, 15 Juli 2009

SETIAP ORANG PERLU KENAL BAKAT NYA (TALENTA)

Oleh : Drs. H. Teguh Sunaryo
Direktur DMI Primagama

INTRODUCTION. Jangan memberikan pelajaran menggambar kepada orang yang buta. Maka sehebat-hebatnya kurikulum serta guru yang akan mengajarnya pasti akan sia-sia dan tidak berguna. Jangan mengajarkan seni berpidato kepada orang yang tidak punya lidah. Itupun akan menjadi sia-sia belaka. Banyak orang disekitar kita yang tidak mau didiagnosa kesehatannya oleh seorang dokter karena ia takut akan ketahuan berpenyakit, biarlah saya tidak tahu sakit saya, toh kalau tiba-tiba saya sakit maka saya akan datang juga pada seorang dokter. Bila datangnya tidak terlambat tidak begitu bermasalah. Anehnya sebagian besar kita akan memborong semua obat agar penyakitnya segera cepat sembuh. Pun demikian terhadap putra-putri kita – bahkan tidak jarang terhadap kita sendiri juga – bahwa kita sibuk mencarikan sekolahan anak-anak kita tanpa mengetahui apa sebenarnya yang menjadi bakat anak-anak kita. Nampaknya ibarat sebuah perjalanan yang sangat jauh, kita akan menjadi lebih baik dan lebih tenang bila kita sudah menyiapkan sebuah ”peta kota perjalanan kita”. Demikian juga dengan perjalanan pendidikan yang akan kita pilih serta akan kita lalui guna meraih prestasi masa depan kita. Nampaknya kita juga memerlukan ”peta potensi diri” yang harus dicarikan warna pendidikan yang sesuai. Tugas kita adalah mengenal bakat, kemudian meyakini dan mengembangkannya yang jelas-jelas sudah diketahui mana yang menonjol. Mengembangkan bakat yang menonjol akan lebih mudah dari pada mengembangkan bakat yang lemah. Apalagi mengubah bakat alaminya (atau beralih pada hal lain yang bukan menjadi bakatnya). Semakin dekat bakat dengan cita-cita maka semakin mudah untuk meraihnya. Semakin dekat bakat dengan pendidikan yang dipilihnya maka semakin mudah meraih prestasi akademik. Semakin dekat bakat dengan minat maka semakin mudah menikmati hidup ini. (walau ada sebagian kita menyamakan pengertian bakat dengan minat)

REVOLUSI EFISIENSI
. Sebagaimana penemuan golongan darah dan lampu listrik pada awal-awalnya. Pun demikian dengan jenis penemuan yang lainnya – termasuk penemuan tes pengenalan bakat DMI – banyak pihak yang masih meragukan kegunaannya. Ternyata pada perkembangan berikutnya baru bisa dirasakan betapa besarnya pengaruh identifikasi golongan darah terhadap pentingnya transfusi darah bagi pasien yang membutuhkannya. Bayangkan bila sampai sekarang penggolongan darah itu belum diakui. Bagaimana nasib si pasien itu ? Juga bagaimana dahsyatnya pengaruh penemuan listrik yang kemudian diikuti dengan penemuan lampu pijar, yang kemudian diikuti dengan produk-produk yang lainnya. Apa yang akan terjadi bila tidak ada lampu listrik. Semua akan gelap bukan ? Dan coba anda pikirkan apa yang akan terjadi bila kita dapat mengetahui apa yang menjadi bakat alami kita ? Setelah itu kita belajar ilmu pengetahuan dan teknologi yang dekat dengan bakat kita itu. Tentu semuanya akan menjadi lebih fokus, efisien, terlebih bila kita tidak terlambat untuk menjawab dan menyambutnya. Pendek kata kenal bakat sejak dini, itu akan lebih baik ibandingkan bila kita tidak kenal sama sekali.

Persembahan DMI PRIMAGAMA INDONESIA
(Under Lisence Brainy Lab. PTE. LTD. Singapore, Comcare Group Singapore)

Sumber: www.dmiprimagama.com

BAKAT TALENTA : MUTIARA TERSEMBUNYI

Oleh : Drs. H. Teguh Sunaryo
Direktur DMI Primagama

INTRODUCTION. Dalam bilangan waktu yang relatif tidak sedikit, ikhtiar manusia terus menerus dari satu generasi menuju generasi berikutnya selalu mengalami suatu perkembangan. Betapa optimisnya para peneliti kelas dunia untuk menemukan suatu metode yang dapat mengenali bakat seseorang. Dengan segenap semangat dan bekal keilmuannya yang telah teruji dibidangnya mereka selalu mengadakan penelitian yang tidak pernah mengenal putus asa. Mereka sadar bahwa untuk mendapatkan semuanya itu mereka tidak bisa bekerja secara sendirian. Mereka bekerja sama antar ahli di berbagai bidang. Ahli ilmu faal, ahli ilmu psikologi, agamawan dan ahli teknologi komputerisasi. Akhirnya ditemukanlah suatu metode untuk mengenali Bakat / Potensi Otak Kanan dan Otak Kiri serta mengenali Potensi Kecerdasan. Dan metode itu adalah ”DERMATOGLYPIC MULTIPLE INTELLIGENCE” atau metode DMI.

Penemu teori Multiple Intelligence (MI) adalah bapak Howard Gardner, sedangkan penemu aplikasi MI di dalam kelas pembelajaran adalah bapak Thomas Armstrong. Dan pengembang / penelusuran bakat berbasis Tekonologi dan MI atau DMI (yang dikembangkan di Indonesia) adalah dua orang warga negara singapura Mr. Eric Lim Choo Siang dan Mr. John Choo.

Barang siapa orang berilmu, ia akan dinaikkan sederajat lebih tinggi dari yang lain dan jangan lihat siapa bicara, tetapi lihatlah apa yang dibicarakannya. Dan sungguh Allah menciptakan segala sesuatunya itu tidak ada yang sia-sia dan Allah Maha Kasih dan Penyayang.
Karena itulah ilmu pengetahuan dan teknologi terus menerus akan dikembangkan dan dioptimalkan guna menemukan bakat yang ada pada diri seseorang. Bakat adalah kondisi atau rangkaian karakteristik yang dipandang sebagai gejala kemampuan individu untuk memperoleh pengetahuan, ketrampilan atau serangkaian respon melalui latihan-latihan (Bennet, 1952). Bakat merupakan potensi, sehingga tanpa pengembangan yang berarti (internal dan eksternal) tidak akan menjadi suatu prestasi. Sebaliknya pengembangan yang sangat berarti sekalipun tidak akan optimal kalau diberikan kepada seseorang yang tidak memiliki bakat yang memadai. Keduanya bisa mencapai prestasi optimal bila ada kesesuaian.

PENCARIAN YANG TERARAH. Terkadang suatu usaha untuk mencari benda yang kasat mata saja terasa sulit apalagi mencari sesuatu yang tidak nampak oleh mata. Bakat adalah sesuatu yang tidak begitu saja nampak oleh pencermatan mata kita. Maka ada banyak cara seseorang untuk mengetahui apa sesungguhnya yang menjadi bakatnya itu. Ada yang menggunakan serangkaian tes psikologi. Ada yang melakukan pengamatan langsung terhadap perilaku dalam kesehariannya. Ada yang melalui pencapaian suatu prestasi yang pernah diraihnya. Ada yang melalui jenis golongan darahnya. Ada yang melalui bintang kelahirannya. Dan kali ini adalah melalui sebagian anggota tubuh kita yaitu melalui kesepuluh sidik jari tangan. Dari banyaknya ragam pencarian bakat yang ada selama ini kesemuanya menunjukkan adanya arah dan kemauan yang keras. Tinggal bagaimana kita memilihnya. DMI salah satu alternatif pencarian bakat yang berbasis teknologi terkini melalui sidik jari seseorang, dimana sidik jari antar orang akan berbeda-beda sebagaimana berbedanya bakat antar sesama kita. Semakin sulit sesuatu itu untuk dicari (termasuk bakat), maka semakin ia membutuhkan bantuan dari banyak pihak, bahkan juga dari banyak cara. Teknologi yang canggih dan keilmuan yang mumpuni. Tidak jarang juga membutuhkan tenaga yang banyak terkadang juga biaya yang relatif sangat tinggi. Tetapi semuanya itu tidak begitu menjadi masalah asalkan ia mendatang sesutau yang bermanfaat dan dapat menyingkat waktu menjadi cepat !

MEMBACA PETA POTENSI DAN BUKAN MERAMAL. Dengan tes DMI ini, kita akan bisa membaca dengan baik apa sesungguhnya yang menjadi potensi unggulan pada diri kita. Tes DMI bukanlah suatu ramalan, melainkan suatu upaya untuk membaca ”Peta Potensi Diri” kita. Ibarat seseorang akan menuju ke luar kota, dimana orang tersebut belum mengenali dengan baik jalan yang akan dilaluinya, maka akan lebih efektif apabila orang tersebut memiliki peta yang dapat dipercaya akan mengantarkan ia pada suatu tujuan yang akan dicapai.

IKHTIAR DAN BUKAN MEMBERI VONIS. Tes DMI adalah suatu ikhtiar yang berbasis ilmu dan teknologi. Sebagaimana ikhtiarnya kita selama ini tentang penggolongan darah yang ada pada tubuh kita, ada golongan darah A, B dst. Sebagaimana juga datangnya seseorang yang sedang sakit pada seorang dokter. Dia tidak sedang mencari ”kepercayaan lain” selain kepada Tuhannya. Dia juga tidak sedang mencari jaminan bahwa dirinya pasti sembuh. Tetapi sesungguhnya orang yang sakit itu sedang mencari obat dan berikhtiar. Demikian juga sang dokter tidak sedang mendahului maunya sang Maha Pencipta juga tidak sedang memberikan vonis bahwa sang pasien tersebut pastilah sembuh dan atau pastilah akan meninggal dunia. Ikhtiar disemua bidang sangatlah dibutuhkan.

MEMILIH PENDIDIKAN SEMAKIN MANTAP DAN EFEKTIF. Tentu dengan menggunakan jenis tes pengenalan bakat yang diyakini seseorang, maka langkah berikutnya bagi mereka akan lebih mantap dalam menentukan pilihan pendidikannya. Ia tidak akan menoleh kekanan dan kekiri lagi. Ia akan lebih fokus, dengan demikian maka ia akan lebih efektif pula dalam menguasai ilmu pilihan yang dipelajarinya itu. Sehingga usia yang kurang dari seratus tahun ini, kelak akan bisa kita lalui dengan sesuatu yang lebih padat, terarah dan berisi, lebih efektif dan lebih produktif dari yang seharusnya bahkan akan lebih dari yang lainnya. Maka tes DMI ini sangat cocok juga untuk anak usia pra sekolah (PAUD), anak usia sekolah dan para mahasiswa.

MEMILIH BIDANG BISNIS / BIDANG PEKERJAAN SEMAKIN MENYENANGKAN DAN PRODUKTIF. Secara tradisional (kalau tidak boleh dikatakan secara primitif) sebenarnya ada beberapa indikator atau parameter seseorang itu melakukan sesuatu sesuai bakatnya atau tidak. Pertama, ia penuh rasa riang gembira ketika melakukan sesuatu. Kedua, ia melakukannya sendiri tanpa harus didorong-dorong oleh pihak manapun. Ketiga, ia tidak mudah putus asa dan tidak mudah jenuh pada kondisi apapun saat melakukan sesuatu itu. Untuk itu ketika seseorang tidak menjumpai ketiga indikator itu pada dirinya, maka sebaiknya ia mencari suatu alternatif untuk mengetahui apa yang sebenarnya menjadi bakat bagi dirinya. Jangan sia-siakan sisa usia yang hanya sesaat itu. Jangan rusakkan karir yang kita miliki hanya karena kita jenuh. Jangan bengkalaikan bisnis yang kita tekuni selama ini hanya karena kita jenuh. Pastikan dimana bakat, potensi dan kemampuan kita yang sebenarnya. Dengan bisa mengetahui bakat yang sebenarnya seseorang akan semakin senang menghadapi bisnis atau pekerjaannya dalam kondisi apapun dengan demikian ia tentu akan lebih produktif dari yang senyatanya.

Persembahan DMI PRIMAGAMA INDONESIA
(Under Lisence Brainy Lab. PTE. LTD. Singapore, Comcare Group Singapore)

SUMBER: www.dmiprimagama.com

NEWS
SUKSES : JANGAN TANGGUNG-TANGGUNG


Oleh : Drs. H. Teguh Sunaryo
Direktur DMI PRIMAGAMA INDONESIA


Dalam sehari-sehari dimasyarakat sering kita dengar istilah atau kalimat “jangan tangung-tanggung”. Biasanya dalam keseharian istilah itu digunakan ketika seseorang sedang memberikan komentar terhadap orang lain yang sedang menghadapi persoalan hidup yang menurut mereka relatif cukup berat “makanya hidup itu jangan tanggung-tanggung”. Dalam khazanah ilmu manajemen kalimat “jangan tanggung-tanggung” dikenal atau disepadankan dengan istilah “perencanaan yang matang”. Sedangkan dalam dunia entrepreneurship disebut “bertindak total”, sementara dalam idiom ilmu psikologi disepadankan dengan istlah “bersikap sepenuh hati”.
Pertanyaannya adalah apakah kita dalam bersikap “tidak tanggung-tanggung” itu harus menunggu sampai kita menemui masalah terlebih dahulu ? Apalagi setelah masalah yang kita hadapi sudah relatif berat. Untuk menjawab semuanya itu secara dewasa, maka ada baiknya bahwa sebaiknya dalam bersikap “tidak tanggung-tanggung” itu harus diaplikasikan sejak dalam proses suatu perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan. Sudahkah kita dalam membuat perencanaan tidak tanggung-tanggung ? Sudahkah kita dalam melaksanakan sesuatu itu sudah tidak tanggung-tanggung ? Sudahkah kita dalam melakukan suatu pengawasan tidak tanggung-tanggung ? Sudahkah kita dalam melayani pelanggan / klien / nasabah / mitra / bahkan melayani anak-anak kita dengan tidak tanggung-tanggung ? Sudahkan kita dalam menentukan suatu pilihan dengan tidak tanggung-tanggung ? Tentu kita semua harus menjawabnya dengan pola pikir dan pola tindak yang positif.
Biasanya orang yang gagal adalah orang tidak pernah berbuat apa-apa atau berbuat tetapi penuh keraguan atau tidak sepenuh hati atau tidak secara total atau serba tanggung-tanggung.
BAGI PARA PENGASUH / PENDAMPING (ORANGTUA DAN GURU)
Marilah kita layani anak-anak kita, siswa-siswa kita dengan sepenuh hati dan jangan tanggung-tanggung. Mereka adalah amanah bagi kita, cegahlah agar tidak menjadi fitnah bagi orangtua maupun bagi kita sebagai guru. Siswa-siswa kita adalah tanggungjawab yang dipercayakan kepada guru. Pekerjaan sebagai guru adalah amanah yang mulia, dan kemuliaannya itu terletak pada besar dan beratnya tanggungjawabnya tersebut. Tanggungjawab itu adalah meliputi sukses tidaknya anak didiknya, cerdas tidaknya siswanya, bermoral tidaknya dam seterusnya. Sebagai guru jika tidak sanggup memikul tanggungjawab mulia tersebut maka demi kata “jangan tanggung-tanggung” lebih baik mengundurkan diri saja dari pada mendapat predikat “tidak bertanggungjawab’ atau siap menerima “fitnah” yang lebih kejam dari pembunuhan. Sedangkan bagi para orangtua di rumah, jika anda bersikap tanggung-tanggung, maka bagi anda tidak pernah ada kesempatan untuk “mengundurkan diri sebagai orangtua”, maka pasti anda akan mendapatkan fitnah. Untuk itu, sebelum semuanya terlanjur terjadi mari para orangtua di rumah, guru di sekolah dan tenaga pengajar di lembaga-lembaga kursus untuk saling bekerjasama memikul tanggungjawab yang sangat berat tetapi mulia. Karena menyadari betapa beratnya tanggungjawab itu maka pemerintah telah membentuk payung hukum atas pemikiran yang digagas oleh bapak pendidikan Indonesia Ki Hajar Dewantara yaitu konsep Tri Pusat Pendidikan yang meliputi pendidikan informal, pendidikan formal dan pendidikan nonformal. Ketiga pilar pendidikan itu sah, diakui negara dan sangat bermanfaat. Orangtua bukan segala-galanya maka masih butuh guru yang ahli dibidangnya, dan guru bukan dewa yang serba bisa maka masih butuh alternatif kursus yang dipandang berpengalaman didunianya. Berikan kesempatan anak-anak atau siswa mengembangkan kemampuannya melalui bakat dan minatnya. Selama semuanya baik bagi masa depannya pendidikan apapun yang sesuai dengan bakat dan minatnya harus kita dukung entah itu di rumah, di sekolah atau di lembaga-lembaga kursus yang diselenggarakan oleh masyarakat.

BAGI PARA PENCARI ILMU (PELAJAR, MAHASISWA, SANTRI)


Tuntutlah ilmu walau jauh ke negeri China, carilah ilmu dari lahir sampai meninggal dunia, barang siapa berilmu akan dinaikkan sederat lebih tinggi dari yang lainnya, tidurnya orang berilmu lebih mulia dari pada ibadahnya orang yang bodoh, dengan ilmu hidup menjadi mudah dan tanpa ilmu hidup akan menjadi susah dan tanpa arah.
Dengan demikian tidak ada alasan bagi para pencari ilmu (Pelajar, Mahasiswa, Santri) untuk tidak semangat dalam menuntut ilmu sebagai bekal mempersiapkan masa depannya. Ingatlah orangtua kita pada saatnya nanti pasti akan dipanggil Tuhan Yang Maha Perkasa dan kita harus siap hidup mandiri tanpa kehadiran mereka. Wahai Pelajar , Mahasiswa dan Santri Indonesia janganlah anda tanggung-tanggung dalam menuntut ilmu. Bekerjakeraslah dalam belajar, jika tidak maka bersiaplah menghadapi pahitnya kebodohan.


BAGI PARA PROFESIONAL (PEKERJA DAN PENGUSAHA)

Ingatlah saat anda dahulu pernah kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan. Apapun yang ada sekarang ini faktanya anda sudah menjatuhkan pilihan pada bidang pekerjaan anda sekarang ini. Syukurilah fakta itu, akuilah kesulitan itu, bahwa mencari pekerjaan itu tidak semudah yang anda bayangkan. Bahwa anda faktanya tidak bisa memilih pekerjaan sebagaimana yang anda suka, bahwa anda faktanya tidak punya power untuk mengendalikan keadaan dengan sepenuhnya. Mari kita akui semua keadaan itu dengan jiwa yang ikhlas dan kstaria. Jika dalam kenyataannya anda belum bisa mengubah “nasib anda” (itupun jika anda percaya adanya nasib), maka anda masih punya kesempatan untuk mengubah “sikap anda”. Dengan anda mau mengubah sikap anda dalam hidup ini maka seberapun akan bisa memperbaiki keadaan anda. Keadaan adalah akumulasi dari banyak variabel. Keadaan adalah konsekuensi atas sikap anda, maka jangan ubah keadaan, mulailah dengan mengubah sikap anda terlebih dahulu maka lambat laun keadaan akan turut berubah. Nah mari “jangan tanggung-tanggung” menghadapi kenyataan hidup ini. Cintai pekerjaan anda jika anda ingin dicintai oleh pekerjaan kita. Dekatilah pelanggan anda jika anda tidak ingin dijauhi oleh mereka. Bekerjalah dengan ekstra jika anda ingin pendapatan ekstra. Jangan berharap untuk mendapatkan sesuatu jika anda tidak melakukan sesuatu. Jangan mencari kebahagiaan ditempatmu bekerja jika anda tidak menyenanginya. Jangan menyalahkan siapa-siapa jika anda tidak pernah mau berkaca. Dan “jangan tanggung-tanggung” menghadapi itu semua.

Kewajiban manusia adalah berikhtiar, sedangkan hasilnya kita serahkan sepenuhnya kepada Tuhan. Hanya Tuhanlah yang bisa melapangkan dan menyempitkan rezeki seseorang. Berloma-lombalah kedalam kebaikan. Bekerjasamalah dengan dan untuk kebaikan. Berlomba-lombalah untuk meminta ampunan Tuhan. Bagimu agamu, bagiku agamaku. Bagimu pekerjaanmu, bagiku pekerjaanku. Bagimu amalanmu, bagiku amalanku. “Janganlah tanggung-tanggung” ketika berserah diri pada Sang Maha Pencipta. “Janganlah tanggung-tanggung” ketika datang amanah yang mulia pada kita. “Janganlah tanggung-tanggung” ketika melakukan pekerjaan yang kita punya. Semoga bermanfaat dan mohon maaf bila ada yang kurang berkenan. Salam damai Indonesia tercinta. Terimakasih
Tulisan ini dipersembahkan oleh :
Manajemen PT. DMI INDONESIA
(Under Lisence Brainy Lab. PTE. LTD. Singapore & Colaboration With Comcare Group Singapore)

PRO KONTRA FINGERPRINT TEST

Oleh : Drs. H. Teguh Sunaryo
Direktur DMI Primagama

INTRODUCTION.
Sudah menjadi hal yang wajar bila ada barang baru pasti ada pro dan kontra. Terlebih produk itu bersifat padat teknologi dan padat harga (mahal). Terhadap cara dan tahap pembelian komputer saja terkadang didalam suatu keluarga masih banyak yang pro dan kontra. Mau pilih merek yang ternama harganya mahal, mau beli yang murah kok takut tidak berkualitas, mau beli merek yang baru belum teruji, sementara mau beli merek yang lama kok model dan serinya sudah tidak lagi up to date, mau beli yang gress dan up to date juga mahal (bahkan cara menggunakannya juga sudah menggunakan cara yang baru yang mungkin kita masih ragu dan belum familier). Setelah mau beli, juga masih pikir-pikir. Beli yang portable berupa laptop yang bisa dijinjing kemana-mana atau mau beli yang desktop yang tidak bisa diangkat kemana-mana.

Yang menjadi tidak wajar adalah bila pro dan kontra itu sudah menjurus kepada debat kusir dan emosi yang tidak menunjukkan tingkat kedewasaan yang memadai. Sebagian dari kita masih sangat sekuler saat berdebat karena belum mampu memaknai dan mengamalkan prinsip ”perbedaan pendapat adalah rahmat”, yang pintar menjadi sombong karena merasa paling tahu sementara yang pas-pasan merasa perlu juga untuk unjuk kebolehan seberapun bekal yang dimilikinya . Sehingga keduanya merasa paling benar sekaligus perlu manyalahkan pihak lain. Kalau kondisinya sudah seperti itu pastilah pilihan kata-kata yang ”tidak pantas dan tidak santun” akan keluar dengan entengnya. Dan saya yakin ketika waktu kemudian berlalu mereka akan menertawai diri mereka masing-masing (atau bahkan masih saling mengolok dan mempermalukan pihak lain).

Saya berpendapat pada akhirnya kita akan tetap menjadi ”diri kita sendiri-sendiri” dan apapun keputusannya kitalah yang harus memutuskan sendiri sekaligus siap menerima apapun konsekuensinya (tertinggal atau maju, terdepan atau terbelakang, kuno atau modern, paham teknologi atau gagap teknologi, menjadi orang yang cepat atau menjadi orang yang lambat, berpikir menjadi positif atau berpikir menjadi negatif).

METODA MENGENALI BAKAT.
Bakat adalah kemampuan bawaan / alamiah yang merupakan potensi (potential ability) yang masih perlu dikembangkan atau dilatih agar terwujud (sumber Alex Sobur, 2003, hal 180). Sementara menurut Bannet (1952) Bakat adalah kondisi atau rangkaian karakteristik yang dipandang sebagai gejala kemampuan individu untuk memperoleh pengetahuan, ketrampilan atau serangkaian respon melalui latihan-latihan.

Ada tiga tahapan kemajuan ilmu pengetahuan untuk mengenali bakat seseorang.

Pertama, adalah pengenalan bakat berbasis pengalaman (traditional experience). Ini adalah upaya orangtua untuk mengenali bakat anaknya sejak dalam kandungan sampai ia dewasa, sejauh masih hidup berdampingan dan bersama-sama dengan kedua orangtuanya. Keunggulannya sangat akurat, tetapi bisa diketahui setelah anaknya menjadi orang yang sukses atau menjadi orang yang gagal. Ketika sukses orangtuanya akan memberikan penilaian ”benar bakat anak saya sungguh sesuai dengan apa yang saya duga”, sementara bila gagal orangtua akan mengatakan ”sudah saya duga karena kehidupan anak saya tidak sesuai dengan bakat yang dimilikinya”. Anehnya apapun pernyataannya keduanya diberikan saat anak sudah terlanjur sukses atau terlanjur gagal, sehingga nampak nyata bahwa perjalanan kehidupan yang seperti itu tidak ada aspek perencanaan ”hidup tidak bay design” tidak ada planning dan sangat alamiah. Kelemahan model pengenalan bakat berbasis pengalaman adalah membutuhkan waktu yang sangat lama, tidak efisien dan tidak ada pengakuan baik legal formal maupun sosial psikologis dari pihak luar. Orangtua mengenali bakat anaknya dianggap sudah wajar dan bersifat subyektif, alamaiah dan sangat personal (sulit diduplikasi dan sulit diaplikasikan bagi anak yang lainnya).

Kedua, adalah pengenalan bakat berbasis tes (wawancara maupun tertulis). Keunggulan metode ini adalah bisa diaplikasikan kepada siapapun sejauh peserta tes bisa membaca, menulis dan berhitung. Bisa menggambar dan berbicara. Tetapi bagi anak usia balita maupun batita alat uji tersebut belum bisa digunakan. Pertanyaannya adalah apakah anak balita dan batita tidak perlu dikenali bakatnya ? Apakah orang dewasa yang tidak bisa calistung, tidak bisa menggambar atau tidak bisa bicara itu berarti tidak memili bakat ? berarti harus ada alat jenis lain yang bisa digunakan untuk mengenali bakat mereka itu. Kelemahan alat tes tersebut juga sangat bergantung pada kondisi kejiwaan seseorang pada saat di tes. Pada kondisi sedih dan sakit tentu hasilnya akan rendah. Pada kondisi gembira dan sehat tentu hasilnya akan baik. Sedangkan pada kondisi “dipersiapkan oleh sang pakar” hasil tesnyanya akan semakin sempurna walau sesungguhnya masih dalam kondisi tidak maksimal. Kesimpulannya adalah mudah berubah-ubah dan tidak stabil.

Ketiga, adalah pengenalan bakat berbasis deteksi dengan teknologi. Alat ini mampu menggenapi dan menyempurnakan apa yang menjadi kekurangan pada tahap pengenalan bakat yang pertama maupun yang kedua. Dengan deteksi teknologi, pengenalan bakat yang membutuhkan waktu yang sangat lama (bertahun-tahun) akan menjadi lebih cepat. Yang berubah-ubah menjadi lebih baku dan permanen (karena bakat bersifat alamiah dan bawaan). Balita maupun dewasa yang tidak bisa calistung, tidak bisa menggambar dan tidak bisa bicara, tetap bisa dideteksi bakat alamaiahnya secara ilmiah. Anak autis atau anak yang berkebutuhan khusus lainnya juga bisa dideteksi dengan alat ini. Caranya adalah dengan menganalisa kesepuluh sidik jari tangan melalui scaner, kemudian diproses melalui sistem komputer yang handal dan akan menghasilkan peta potensi diri (bakat) otak kanan atau otak kiri serta kedelapan kecerdasan versi Howard Gardner (Multiple Intelligence). Bagi orang tertentu, katanya kelemahan alat ini adalah relatif cukup mahal. Tetapi bagi sebagian yang lain mengatakan bahwa harga yang ditawarkan adalah sangat sebanding dengan manfaat penting yang akan diterima, apalagi untuk kepentingan pemilihan pendidikan dan karir bagi masa depan anak-anak dimana kompetisi hidup semakin ketat dan kompleks.

BAKAT DAN PENDIDIKAN ANAK-ANAK.
Ada dua cara pengembangan bakat menuju capaian prestasi puncak yang diinginkan.
Pertama, adalah melalui proses edukasi personal, yaitu tingginya komitmen diri untuk mengenali bakat, kemudian tumbuhkan minat yang sesuai dengan bakatnya, berikutnya adalah menjagai sikap agar tetap sungguh-sungguh dan profesional untuk konsisten pada jalur yang telah ditetapkan. Ada tiga variabel pada model pertama ini yaitu : Bakat, Minat dan Sikap. Dengan komitmen dan konsistensi yang tinggi maka kecenderungan pencapaian prestasi puncak anak akan relatif mudah diraih. Ada sebagian kita yang masih memiliki persepsi keliru bahwa minat anak kita sering dianggap bakat. Minat dan bakat adalah sesuatu yang berbeda.

Kedua, adalah melalui proses edukasi kultural, yaitu mengenali bakat terlebih dahulu, kemudian mencari pendidikan yang sesuai, berikutnya adalah menetapkan lingkungan yang mendukung atas bakat dan pendidikan yang kita pilih. Ada tiga variabel pada model yang kedua ini yaitu : Bakat, Pendidikan dan Lingkungan. Dengan komitmen dan konsistensi yang tinggi maka kecenderungan pencapaian prestasi puncak anak akan relatif mudah diraih. Dari kedua model edukasi tersebut dapat disimpulkan betapa pentingnya mengenali bakat anak-anak kita terlebih dahulu sebelum melangkah pada proses edukasi yang berikutnya. Memilih pendidikan itu penting, tetapi mengenali bakat terlebih dahulu itu jauh lebih penting. Semakin dekat bakat dengan cita-cita maka semakin mudah untuk meraihnya.

BAKAT DAN KARIR / PERSIAPAN PENSIUN.
Bagi anda yang ingin menjadi pegawai dimanapun anda akan bekerja, maka potensi otak kiri harus lebih dominan dari pada potensi otak kanan. Dan bagi anda yang akan mencoba menjadi pengusaha, potensi otak kanan harus lebih dominan bila dibandingkan dengan otak kiri. Dan itu bisa diketahui melalui deteksi dermatoglyphics multiple intelligence (DMI). Anda tidak harus mengubah potensi anda, tetapi anda tinggal mengembangkan saja apa yang sudah menjadi potensi unggulan anda. Mengembangkan bakat unggulan akan relatif lebih mudah bila dibandingkan dengan mengembangkan bakat lemah anda. Sekali lagi bakat jangan dilawan (diubah) tetapi dikembangkan saja sesuai dengan bakat unggulan yang telah tersedia dan telah dikenali. Jenis karir dan bidang usaha bisa dilihat dan bisa dipilih melalui kedelapan kecerdasan yang ada.
Bagi anda yang akan memasuki usia pensiun pun demikian, anda harus memilih jenis aktifitas yang sesuai dengan bakat anda. Dengan demikian hidup lebih bisa dinikmati dan dikembangkan. Kesehatan dan kesejahteraan lahir dan batin akan lebih mudah untuk diwujudkan dan itu semua membutuhkan suatu ikhtiar yang tidak reguler. Kalau anda ingin hasil yang luar biasa maka jangan melakukan dengan cara yang biasa.

Apapun pilihan anda, mengenali bakat itu jauh lebih baik dari pada tidak kenal sama sekali. Peduli pada diri sendiri secara optimal adalah bagian dari persiapan menuju masa depan yang jauh lebih baik. Dan kesuksesan itu akan datang dengan dipersiapkan sekaligus diperjuangkan, tentu dengan ijin Tuhan YME melalui kemajuan perkembangan ilmu dan teknologi.

Anda berminat silahkan mencoba selagi masih ada kesempatan (sekarang kondisi anda masih sehat, masih cukup rezeki, punya masa depan dan sementara pelayanan kami pun masih tersedia). Bila anda belum berminat atau bahkan tidak akan pernah berminat sekalipun, toh selama ini kita tidak pernah punya masalah dan tidak pernah terlibat konflik yang merusak tali silaturahmi. Apapun pilihan anda, kami menghargai, menghormati dan menghaturkan banyak terimakasih, Semoga Allah senantiasa memberikan yang terbaik bagi kita semua. Amiin

Persembahan DMI PRIMAGAMA INDONESIA
(Under Lisence Brainy Lab. PTE. LTD. Singapore, Comcare Group Singapore)

SUMBER: www.dmiprimagama.com

CONTACT PERSON








Keterangan lebih lanjut mengenai Deteksi Bakat melalui Fingerprint Test dan Franchise:

DMI CONTACT

ERICK F.I.

e-mail:
dmi220@dmiprimagama.com
ef_indragiri@yahoo.co.id
irwan_dh@yahoo.com

Twitter:
@irwandh
@dmi220

Telp/sms: 08179906660 (hotline service)


Melayani taking sampling (pengambilan sidik jari)di sekolah,kantor,perusahaan,dll untuk Jakarta, Yogyakarta dan sekitarnya.

Melayani kerjasama Fingerprint Test untuk institusi (sekolah,perusahaan,dll) dengan HARGA SPESIAL


Setelah Fingerprint Test konsultasi Psikolog seumur hidup FREE alias GRATIS...TIS


Biaya Fingerprint Test DMI PRIMAGAMA:
- Jakarta : Rp 1.500.000,00
- Luar Jakarta : Rp 1.000.000,00


PEMBAYARAN:
1. Tunai

2. Transfer Bank
- BCA ; Mandiri

3. Termin
- Uang muka (DP) 50%
- Sisanya dilunasi setelah hasil Fingerprint Test diterima (max.14 hari)




Franchise Fingerprint Test DMI PRIMAGAMA:
- Rp 100.000.000,00 masa kontrak 5 tahun (belum termasuk pajak)
- Fasilitas Starterkit dan 1 unit Laptop
- Pelatihan